Senin, 08 Oktober 2012

Perubahan Lingkungan


Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan? Tidak bisa kita pungkiri, dengan semakin meningkatnya populasi manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya kondisi lingkungan. Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah terjadinya pemanasan global, selain itu kita juga telah merubah penggunaan lahan ~yang juga perubahan lingkungan~ yang berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Berdasarkan penelitian Diarniti (2007) jumlah vegetasi di denpasar pada tahun 1994 adalah 45.31% dan pada tahun 2003 itu 17.86%, klo gitu dah berkurang 27,45% dari tahun 1994 sampai 2003, ini Denpasar lho… gimana Jakarta ya… :lol: :lol: :lol:
Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) ~LAPAN lho ini :D ~ banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase (sungai).

Perubahan Jakarta Itu Sebuah Keharusan


Perubahan Jakarta Itu Sebuah Keharusan



Nama Jakarta pasti sudah melekat di telinga rakyat Indonesia. mulai dari rakyat yang berada di barat Indonesia hingga timur Indonesia. bahkan kita sebagai anak bangsa dari Sekolah 

Dasar sudah dikenalkan oleh nama ini. karena nama ini menanggung sebuah beban sebagai ibu kota negara negara terbesar di Asia tenggara.

Selaku ibu kota negara sebuah negara besar, Jakarta wajib menjadi sebuah kota yang besar pula. namun tidak hanya besar dalam segi wilayah, melainkan besar dalam artian dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh rakyat Indonesia yang mungkin saja bermukim di Jakarta. selain itu, Jakarta harus mampu menjadi ‘kakak’ yang baik bagi daerah sekitar nya. karena di daerah-daerah sekitar Jakarta itulah banyak rakyat yang beraktivitas membuat Jakarta lebih hidup.

Namun selama ini yang tepampang dari wajah kota Jakarta adalah Jakarta yang hanya besar dalam segi wilayah saja. Jakarta saat ini belum dapat menjadi kota yang dapat mengayomi, merangkul, dan melayani penghuninya sendiri. Jakarta selama ini hanya menjadi tempat yang mengayomi, merangkul, dan melayani tikus-tikus pengerat yang tidak peduli. tikus-tikus yang lupa ingatan, tikus-tikus tamak, dan tikus-tikus ini hanya sibuk berbagi ‘kue’ dengan alibi pembangunan ibu kota.

Semakin tua umur Jakarta bukan membuat Jakarta semakin nyaman, mengayomi, merangkul, dan melayani rakyatnya. di usia nya 485 tahun ditahun Jakarta semakin macet, banjir tak pernah tuntas hingga pemerintah pusat turun tangan dengan membantu menyelesaikan Kanal Bajir Timur (atau biasa dikenal orang banyak sebagai BKT). Diusianya yang sudah sangat lanjut itu, Jakarta juga belum punya moda transportasi massal yang cepat, nyaman, aman, dan murah bagi rakyatnya sehingga penghuni Jakarta dan sekitarnya lebih senang menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitasnya di ibu kota.

Padahal pada zaman gubenur Sutiyoso, konsep transportasi massal Jakarta sudah di mulai. dengan membangun 10 Koridor TransJakarta (busway) hasil studi banding ke Bogota. namun pembangunan koridor Busway ini masih jauh dari target yakni 15 Koridor. karena dizaman Gubernur setelah Sutiyoso lebih sibuk membuat rencana proyek baru yakni mebangun MRT. lalu di zaman Gubernur Sutiyoso juga akan dimulai pembangunan Monorail, tapi entah mengapa setelah Bang Yos (sapaan akrab Sutiyoso) lengser, proyek Monorail tidak diteruskan. sehingga kini dampaknya tiang-tiang pancang dari proyek tersebut bagai tiang-tiang bekas yang hanya membuat pemandangan ibu kota tidak sedap dipandang. selain masalah diatas, Masalah ibukota masih sangat menumpuk. coba lihatlah di kota yang sudah lanjut ini, mengapa masalah kemisminan, kumuh, keamanan, sulitnya akses kesehatan, sulitnya akses untuk sekolah dan kebersamaan dalam keberagaman masih saja timbul seakan tidak mau diselesaikan. bila melihat seabreknya permasalahan Jakarta saat ini membuat kota ini sangat pantas bila sisebut sebagai kota yang belum manusiawi dan bermartabat.

Tahun 2012 ini harus menjadi awal untuk keluarkan ibu kota negara ini dari segala keruwetan masalah yang tak kunjung padam tersebut. Tahun 2012 ini harus menjadi titik awal untuk membuat Jakarta berlari kencang untuk menyusul kota-kota lain di dunia, tanpa harus menganak tirikan rakyatnya.
Melihat posisinya sebagai ibu kota negara, membuat Perubahan Jakarta itu sebuah keharusan. sebuah perubahan yang membuat Jakarta lebih Manusiawi, dan bermartabat. perubahan ini akan terwujud bila pemimpinnya dapat menjadikan Birokrasi yang selama ini sakral tak tersentuh rakyat, menjadi birokrasi yang melayani.

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBAL


PERILAKU MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBAL
Mempelajari bab ini akan mengajak kalian kembali mengingat pada pelajaran di semester satu, yaitu tentang perubahan sosial budaya. Cobalah buka kembali materi pelajaran tersebut. Pada pembahasan lalu telah dijelaskan bahwa perubahan sosial budaya meliputi perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari suatu keadaan tertentu ke keadaan lain. Hal ini mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi tersebut meliputi perubahan sosial dan budaya, terjadi di masyarakat, serta menghasilkan suatu keadaan baru bagi manusia. Pada dasarnya, semua bangsa di dunia ini mengalami proses perubahan. Proses perubahan itu didorong oleh berbagai usaha masyarakat dalam memperjuangkan harapan dan cita-citanya, yaitu perubahan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik. Perubahan yang terjadi di era global saat ini lazim disebut dengan modernisasi dan globalisasi.
A. Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern. Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai di berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik dari segi pertanian, industri, perdagangan, maupun sosial budayanya. Salah satu bentuk modernisasi di bidang pertanian adalah dengan adanya teknik-teknik pengolahan lahan yang baru dengan menggunakan mesin-mesin, pupuk dan obat-obatan, irigasi teknis, varietas-varietas unggulan baru, pemanenan serta penanganannya, dan sebagainya. Semua itu merupakan hasil dari adanya modernisasi. Pada gambar berikut terlihat adanya kemajuan atau modernisasi dalam hal pemanenan hasil pertanian. Pada gambar (a) terlihat bahwa pengolahan hasil panen masih dilakukan secara manual; pada gambar (b) terlihat bahwa petani setempat mulai menggunakan teknologi sederhana dalam pengolahan hasil panennya; dan pada gambar (c) terlihat bahwa proses pemanenan dan pengolahan hasil panen dilakukan dengan menggunakan alat pertanian yang canggih sehingga proses pemanenan dan pengolahannya dapat dilakukan sekaligus.
Berbagai bidang tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang panjang sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan masyarakat modern. Sayangnya, penggunaan istilah modernisasi banyak disalahartikan sehingga sisi moralnya terlupakan. Banyak orang yang menganggap modernisasi hanya sebatas pada suatu kebebasan yang bersifat keduniawian. Tidak mengherankan juga bila banyak anggota masyarakat yang salah melangkah dalam menyikapi atau memahami tentang konsep modernisasi.
Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan kesalahan pemahaman tentang modernisasi, maka secara garis besar istilah modern dapat diartikan berikut ini.
1. Modern berarti kemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
2. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup. Agar modernisasi (sebagai suatu proses) tidak mengarah ke angan-angan belaka, maka modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat sekarang ke arah waktu-waktu yang akan datang.
Proses modernisasi tidak serta merta terjadi dengan sendirinya. Modernisasi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat berikut ini.
1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Hal yang harus kalian pahami adalah bahwa modernisasi berbeda dengan westernisasi. Jika modernisasi adalah suatu bentuk proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju; westernisasi adalah proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan dari negara-negara Barat yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya. Berdasarkan hal tersebut, pengertian modernisasi lebih baik daripada westernisasi. Akan tetapi, bersamaan dengan proses modernisasi biasanya juga terjadi proses westernisasi, karena perkembangan masyarakat modern itu pada umumnya terjadi di dalam kebudayaan Barat yang tersaji dalam kemasan Barat pula.

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya, Perubahan Secara Cepat (Revolusi). Perubahan Secara Lambat


Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya, Perubahan Secara Cepat (Revolusi). Perubahan Secara Lambat

Untuk materi ini mempunyai 1 Kompetensi Dasar yaitu:
Kompetensi Dasar : 
  1. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat

Revolusi

Revolusi 
adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Telah banyak tugu peringatan dan museum yang melukiskan keperkasaan dan kemasyuran ravolusi di banyak negara yang telah menjalankan revolusi seperti yang terdapat di Vietnam, Rusia, China, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Menjebol dan membangun merupakan bagian integral yang menjadi bukti fisik revolusi. Tatanan lama yang busuk dan menyesatkan serta menyengsarakan rakyat, diubah menjadi tatanan yang besar peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia, setelah Hugo Chavez menjadi presiden ia segera merombak tatanan agraria, di mana tanah untuk rakyat sungguh diutamakan yang menyingkirkan dominasi para tuan tanah di banyak daerah di negeri itu.

Evolusi

Evolusi
 pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi, atau antar spesies seperti yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen mealui reproduksi seksual. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

Sumber: Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Pengaruh Perubahan Sosial Tehadap Kehidupan Bermarsyarakat
1. Integrasi sosial
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional Indonesia.
2. Disintegrasi sosial
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain.
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan kebudayaan rokhani. 

Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk :
1. Anomie
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial dimana norma/ nilai lama memudar, namun norma/ nilai baru yang akan menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat sekolah-olah tidak ada norma atau nilai
2. Cultural lag
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah :
a. Kurangnya intetiviteit (penemuan baru) dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
b. Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
c. heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam menerima perubahan.
d. kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.


3. Mestizo culture
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan. Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat perubahan sosial kadang-kadang dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial). Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
b. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat.
c. Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
d. Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
e. Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
f. Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.


Berdasarkan gejala tersebut, kehidupan dalam masyarakat sudah tidak ada lagi penyesuaian di antara unsur yang berbeda (disintegrasi sosial). Disintegrasi sosial akan mendorong timbulnya gejala kehidupan sosial yang tidak normal yang dinamakan masalah sosial.
Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks.


1.     Pergolakan di daerah
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 – 1962), PRRI/Permesta (1957-1958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.
Timbulnya pergolakan daerah dapat dilatarbelakangi hal berikut :
a. Sentimen kedaerahan dan primordialisme lebih berkembang dibanding sentimen nasionalisme.
b. Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dan daerah
Adapun faktor yang dapat memunculkan pergolakan di daerah atau konflik antar kelompok antara lain :
a. Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
b. Kurang berfungsinya lembaga masyarakat.
c. Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional.
d. Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antar daerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik.
e. Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
f. Masing-masing kelompok atau daerah memiliki kesetiaan primordial yang berlebihan.
2.     Pergolakan yang kemungkinan berlangsung dalam masyarakat dapat diminimalisir dengan cara :
a. Menyusun perencanaan pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan meminimalkan konflik.
b. Memfungsikan secara optimal lembaga sosial kemasyarakatan sebagai kontrol sosial.
c. mengefektifkan sarana komunikasi, interaksi atau kerjasama antar kelompok dengan baik.
d. Berbagai pihak yang ada dalam masyarakat diajak bersama dalam kelangsungan proses pembangunan.
e. Proses pembauran bangsa atau antar suku bangsa harus tetap dijalankan.
f. Mempertegas tata nilai hukum dalam kehidupan bangsa.
g. Membudayakan nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Aksi protes dan demonstrasi
Aksi protes dapat diartikan gerakan yang dilakukan secara perorangan atau bersama untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar orang biasanya dilancarkan melalui kecaman pedas. Demonstrasi adalah tindakan sekelompok orang secara bersama-sama untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan yang pada umumnya menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik.


Bentuk disintegrasi ini dapat dikategorikan menjadi :
a. demonstrasi yang berkaitan dengan sengketa tanah
Aksi ini biasanya dilakukan petani dengan latar belakang mereka merasa ganti rugi yang kurang layak dan ditetapkan secara sepihak, misal pengalihan hak untuk kepentingan ekonomi dan industri seperti perumahan, industri dan kantor.
b. demonstrasi yang berkaitan dengan perburuhan
Kategori ini termasuk paling menonjol dan cenderung meningkat. Meningkatnya kasus ini seiring dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia. Tuntutan yang diajukan menyangkut perbaikan kesejahteraan misal, kenaikan upah (UMK), jaminan sosial dan kondisi dan keselamatan kerja.
c. demonstrasi dan protes mahasiswa
Mahasiswa sering dianggap sebagai tumpuan bagi perubahan (agent of change). Tindakan mahasiswa terpusat pada isu lokal/daerah, namun memiliki konteks nasional. Dengan demikian masalah yang diangkat tumpang tindih dengan demonstrasi petani dan buruh.
Aksi protes dan demonstrasi dapat membawa pengaruh :
a. negatif
Pengaruh negatif akan timbul apabila aksi dilakukan dengan merusak fasilitas umum, mengganggu ketertiban umum, peledakan bom, tidak terkendali dan tidak terarah, akan berakibat merugikan masyarakat umum.
b. positif
Pengaruh positif akan timbul jika aksi dilakukan secara terkendali dan terarah, tuntutan disampaikan melalui legislatif/ wakil rakyat atau langsung kepada penguasa melalui nomor kotak pos atau nomor ponsel yang terbuka bagi masyarakat umum. Misal kotak pos 5000 dan 777 Jakarta pada masa orde baru.


3.     Kriminalitas
Tindak kejahatan adalah tingkah laku anggota masyarakat yang melanggar norma hukum dan norma sosial. Secara yuridis, tindak kejahatan diartikan sebagai bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral dan kemanusiaan, merugikan masyarakat, dan melanggar ketentuan hukum. Ditinjau secara sosiologis, kejahatan adalah setiap bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomi, politik, sosial, dan psikologis merugikan kepentingan umum, melanggar norma sosial, dan menyerang keselamatan warga masyarakat.
Tindak kriminal pada dasarnya bukan bawaan sejak lahir, namun bisa dilakukan setiap orang. Hal ini dapat dilihat dari sebab timbulnya :
a. Kejahatan di kota besar disebabkan adanya tekanan baik dari teman, jiwa maupun kebutuhan hidup.
b. Kriminalitas disebabkan kondisi dan proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku sosial yang berbeda (Donald R. Greesey).
c. Perilaku jahat seseorang dipelajari dalam interaksi dengan orang lain dan orang tersebut mendapat perilaku itu dari mereka yang berperilaku melawan norma hukum (EH. Sutherland).
Jika kita tinjau secara mendalam, kriminalitas dapat disebabkan adanya proses-proses berikut :
a. persaingan dan pertentangan kebudayaan
b. perbedaan ideologi politik
c. pertentangan masalah agama dan kesenjangan di bidang ekonomi
d. kepadatan dan komposisi kekayaan
e. perbedaan distribusi kekayaan
f. perbedaan kekayaan dan pendapatan
Individu atau manusia dalam masyarakat dapat berbuat tindak kejahatan atas dorongan media massa dan dipelajari dari kelompok kecil yang bersifat intim.
Adapun bentuk tindak kejahatan dibedakan atas :
a. Blue colour crime
Blue colour crime atau kejahatan kerah biru merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat umum yang secara ekonomi dan politik tergolong miskin. Mereka yang berbuat jahat termasuk kelas menengah ke bawah. Tindak kriminal berkaitan dengan pencurian, penjambretan, dans ebagainya. Perbuatan mereka didasari alasan kemiskinan.
b. White colour crime
White colour crime atau kejahatan kerah putih merupakan tindak kejahatan yang dilakukan masyarakat lapisan atas (pejabat atau pengusaha
Tindak kejahatan sangat ditentang masyarakat, karena tindakan itu melanggar norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, terutama norma hukum. Padahal nilai dan norma merupakan bagian penting bagi kesinambungan masyarakat. Oleh karena itu, timbul upaya masyarakat untuk menentang dan mengatasi tindak kejahatan.
1) preventif
Tindakan ini dilakukan dengan pencegahan untuk menjaga agar kejahatan tidak timbul kembali, misal melalui penyuluhan hukum atau kadarkum.
2) represif
Masyarakat melalui lembaga yang ditunjuk melakukan upaya dengan menciptakan sistem dan program untuk menghukum mereka yang berbuat jahat. Disamping itu juga mengupayakan orang tidak berbuat jahat lagi, misal warga diberi konsultasi psikologis atau diklat.


4.     Kenakalan remaja
Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) seperti dikemukakan Fuad Hasan adalah suatu perbuatan anti sosial yang dilakukan anak/ remaja yang jika dilakukan orang dewasa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Tindak kenakalan remaja dewasa ini semakin berkembang. Bentuk kenakalan diantaranya membolos, aksi corat coret, kebut-kebutan, minuman keras, mencuri sepeda, dan sebagainya. Muncul dan berkembangnya tindak kenakalan cenderung disebabkan faktor motivasi.
Berdasarkan motivasi, kenakalan remaja disebabkan :
a. Internal yang meliputi : inteligensia, usia, jenis kelamin dan kedudukan anak dalam keluarga.
b. Eksternal yang meliputi : lingkungan rumah tangga, lingkungan pendidikan dan sekolah, pergaulan anak dan media massa.


Secara sosiologis, kenakalan remaja dapat ditandai gejalanya sebagai berikut :
a. Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua.
b. Timbulnya organisasi-organisasi non formal yang berperilaku menyimpang sehingga tidak disukai masyarakat.
c. Timbulnya usaha untuk mengubah keadaan yang disesuaikan dengan youth values.


Secara umum kenakalan remaja disebabkan oleh :
a. disfungsi keluarga dalam arti hubungan antar anggota keluarganya kurang harmonis atau mengalami keretakan.
b. kurangnya pendidikan agama dan moral.
c. seringnya melihat kekerasan baik melalui masyarakat atau kekerasan dalam bentuk kerusuhan
d. lingkungan pergaulan yang senang melakukan tindakan kenakalan.
e. kurang berprestasinya di sekolah dan masyarakat baik intelektual maupun kemampuan terbatas.


Remaja yang memiliki peran strategis pada masa mendatang, perlu diarahkan dan didampingi selama masa pertumbuhannya. Adanya kenakalan remaja, perlu disusun upaya penanggulangan secara berkesinambungan.
a. tindakan preventif
Tindakan preventif dilakukan dengan koordinasi yang jelas dan kebersamaan yang sungguh-sungguh antara orang tua, pendidik di sekolah, warga masyarakat, termasuk Polri, jaksa dan hakim. Hal ini ditujukan untuk menekan perkembangan bentuk kenakalan remaja yang merupakan beih awal tindak kejahatan
b. meningkatkan pemenuhan kebutuhan remaja
c. mengatur pemenuhan kebutuhan remaja agar tidak ada kesan terlalu dimanjakan.
d. penyuluhan yang berkaitan dengan perkembangan usia remaja, bentuk perilaku dan latar belakang remaja, dan penyebab dan akibat kenakalan remaja.
e. sensor film yang lebih tegas sesuai dengan budaya timur.


5.     Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran merupakan suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual dengan mendapatkan imbalan. Sebab timbulnya prostitusi dibedakan atas :
a. Sebab intern (dalam) : hasrat seksual yang tinggi, sifat malas, keinginan besar untuk hidup mewah (hedonisme).
b. Sebab ekstern (luar) : faktor ekonomi, urbanisasi yang tidak teratur, dan adanya kebutuhan yang tidak terlaksana.
Sebenarnya tindakan prostitusi adalah tindakan yang dilarang norma sosial dan norma agama. Hal ini disebabkan tindakan tersebut jelas banyak pengaruh buruknya yaitu :
a. menurunkan harkat dan martabat manusia
b. dapat terserang penyakit kelamin
c. dapat tertular penyakit hilangnya kekebalan tubuh (HIV atau AIDS)
d. merusak moral
e. bagi yang sudah berkeluarga, akan menyebabkan keretakan berkeluarga
f. pemborosan secara ekonomi
g. kepercayaan diri (self confidence) menurun
h. memudahkan terjerumus pada penggunaan narkoba
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan adanya beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi gejala disorganisasi sosial yaitu :
1. Norma dan nilai sosial dalam masyarakat difungsikan lagi sebagai pegangan hidup bersama seperti semula
2. Kebutuhan para anggota kelompok dipenuhi melalui kelompok masyarakat masing-masing.
3. Norma yang sudah tidak mantap lagi sebagai pedoman hidup kelompok perlu diganti sesuai dengan kebutuhan jaman
4. Tindakan yang tegas kepada setiap anggota masyarakat yang diketahui melanggar norma dengan sanksi dan hukuman
5. Diberantasnya tempat atau sarang yang dianggap sebagai tempat pelanggaran norma
6. Dibangkitkannya lagi rasa kepercayaan anggota kelompok masyarakat agar terwujud masyarakat yang bersatu
7. Terwujudnya masyarakat madani harus diberi keteladanan dari tokoh masyarakat dan tokoh politik.


Dengan adanya disintegrasi sosial, pola kehidupan masyarakat mengalami kurang serasi atau kekacauan, misal kurang adanya tertib sosial (sosial order) dan banyak pelanggaran hukum. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan situasi krisis yaitu social disorder. Dalam suasana ini pengambil keputusan harus cepat mengambil langkah untuk mengembalikan keadaan menjadi normal. Jika tidak berhasil, maka akan tercipta situasi sosial berupa disintegrasi 
Kesimpulan :
danya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak negatif dan positif.

a. Akibat Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.

b. Akibat Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan.

Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan negatif.

Sumber : 

Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial. Faktor–Faktor Internal. Faktor-Faktor Eksternal


Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial. Faktor–Faktor Internal. Faktor-Faktor Eksternal

Untuk materi ini mempunyai 1 Kompetensi Dasar yaitu:
Kompetensi Dasar : 
  1. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat

Faktor Intern antara lain:

  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
  • Adanya Penemuan Baru:
  1. Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
  2. Invention : penyempurnaan penemuan baru
  3. Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
  • Konflik yang terjadii dalam masyarakat
  • Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:

  1. perubahan alam
  2. peperangan
  3. pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:
  1. sikap menghargai hasil karya orang lain
  2. keinginan untuk maju
  3. system pendidikan yang maju
  4. toleransi terhadap perubahan
  5. system pelapisan yang terbuka
  6. penduduk yang heterogen
  7. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
  8. orientasi ke masa depan
  9. sikap mudah menerima hal baru.

Sumber: Dari wikan2004.multiply.com

Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi press


Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi press 

  • 1. A. ModernisasiB. GlobalisasiC. Dampak Modernisasi dan GlobalisasiD. Tantangan Global Terhadap Eksistensi Jati Diri BangsaE. Gagasan dan Pemikiran untuk Mengatasi Memudarnya Jati Diri Bangsa
  • 2. Arti Modernisasi• Proses perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern dalam segala aspek. (sosio- demografis, sosio-politik, struktur organisasi sosial, psikokultural, dll)• Tidak hanya diartikan sebagai iptek saja, namun juga dimaknai sesuatu yang baru, up to date. Sehingga konsep modernisasi dapat diterapkan dalam segala aspek pula, musik, pola hidup, budaya, dll
  • 3. Faktor Pendukung• Berfikir ilmiah• Sistem administrasi negara• Iklim modernisasi, terutama media massa• Organisasi• Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial yang baik.• Utama: faktor subjek (manusia)
  • 4. ciri-ciri• Terbuka• Pandangan luas• Orientasi masa depan• Perencanaan• Pengendalian lingkungan• Mengutamakan Kemajuan Iptek• Dll
  • 5. Efek penting• Melahirkan Amerika Serikat sebagai Negara Adikuasa/super power• Perluasan gerakan komunis dunia• Lahirnya negara-negara baru di kawasan Asia, Afrika dan Amerika latin setelah PD II
  • 6. Perbedaan• Mutlak ada dan diperlukan oleh setiap negara• Tidak mengenyampingkan nilai-nilai agama• Tidak mutlak sebagai westernisasi• Proses perkembangannya lebih bersifat umum Westernisasi• Mutlak sebagai suatu pembaratan• Mempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat• Modernisasi munculnya di Barat sehingga cara westernisasi merupakan satu-satunya cara untuk mencapainya
  • 7. Globalisasi
  • 8. Arti Globalisasi• Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.• proses masuknya ke ruang lingkup dunia (KBBI)• Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
  • 9. Proses• Perdagangan antar negeri tahun 1000-1500 M (pedagang tiongkok dan india)• Perdagangan kaum muslim di asia dan afrika• Eksplorasi dunia oleh bangsa eropa (revolusi industri)• Berakhirnya perang dingin dan runtuhnya komunisme dunia• Azaz kapitalisme, melahirkan pasar bebas
  • SUMBER: http://www.slideshare.net/adysetia1/perubahan-sosial-budaya-dalam-era-modernisasi-dan-globalisasi-press

Kamis, 04 Oktober 2012

HUBUNGAN SOSIAL DI MASYARAKAT


Kita selalu berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, kita saling membutuhkan pertolongan orang lain untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Hubungan dengan orang lain disebut dengan proses sosial. Dan proses sosial inilah yang menumbuhkan adanya hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

 Pengertian Hubungan Sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok sebagai akibat dari hasil interaksi diantara sesama mereka.
Pengertian hubungan sosial hampir sama dengan interaksi sosial. Namun, hubungan sosial memiliki pengertian yang lebih luas, karena dalam hubungan sosial ada emosi atau perasaan yang muncul saat berkomunikasi. Contoh hubungan sosial yaitu gotong royong.
Tindakan seseorang dapat mempengaruhi dan mengenai kepada pihak lain. Ada 2 jenis tindakan, yaitu :
1.    Apabila hubungan sosial antara individu satu dengna individu lain bersifat langsung (contoh : sentuhan, percakapan ataupun tatapmuka). Maka, telah terjadi apa yang dikenal dengan kontak sosial.
2.    Apabila hubungan sosial tersebut berlangsung secara timbal balik. Maka, menyebabkan terjadinya interaksi sosial.


Cat : Di dalam hubungan sosial, setiap individu dapat mempelajari tingkah laku lawan interaksinya



Ada 2 faktor yang mendasari terjadi hubungan sosial, diantaranya ialah:
1)     Faktor Internal ( Dari Dalam )
·           Keinginan untuk mempertahankan hidup.
·           Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.
·           Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
·           Keinginan untuk meneruskan keturunan.

2)     Faktor Eksternal ( Dari Luar )
·          Imitasi, yaitu cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap, penampilan, tingkah laku maupun gaya hidup. Contoh : meniru mode rambut artis idola.

·          Identifikasi, yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses identifikasi lebih mendalam dibandingkan imitasi. Contoh : adik yang selalu ingin sama dengan kakaknya.

·          Simpati, yaitu perasaan yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Contoh : ketika kita mengetahui teman kita terkena bencana alam kita juga merasakan kesedihan ( simpati ) dan berusaha membantunya ( empati ).

·          Empati, yaitu perasaan sedih yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu uang bisa meringankan beban orang lain yang menderita. Empati hampir sama dengan simpati. Contoh: ketika kita mengetahui teman kita terkena bencana alam kita juga merasakan kesedihannya (simpati) dan berusaha membantunya ( empati ).

·          Motivasi, yaitu pengaruh yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti aoa yang dimotivasikan itu secara kritis, rasional dan penuh penuh rasa tanggungjawab. Contoh : tugas yang diberikan oleh guru akan dikerjakan murid dengan sebaik-baiknya.

Seseorang yang melakukan hubungan sosial selalu memiliki tujuan-tujuan tertentu, antaralain ialah :

·           menjalin hubungan persahabatan;
·           menjalin hubungan usaha;
·           mendiskusikan sebuah persoalan;
·           melakukan kerja sama; dll.

Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial sosial berjalan lancar. Proses sosial dalam hubungan sosial memiliki dua syarat untuk mencapai sebuah keharmonisan, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

Proses Asosiatif
Proses Asosiatif merupakan berntuk kerja sama, akomodasi, asimilasi dan akulturasi.
1)   Kerjasama (Coorperation) merupakan usaha bersama wantara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama memiliki pandangan bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri. Kerjasama di bagi menjadi 5, yaitu :
·         Kerukunan, meliputi gotong royong.
·         Bergainning, yaitu pertukaran barang oleh dua organisasi atau lebih.
·         Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan organisasi.
·         Koalisi, yaitu gabungan dua badan atau lebih dalam satu tujuan yang sama.
·         Join venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.

2)   Akomodasi merupakan pemulihan hubungan baik antara dua pihak atau lebih yang semula mengalami perseteruan. Proses akomodasi memerlukan perhatian dari kedua bilah pihak bahkan terkadang juga membutuhkan bantuan pihak ketiga.
Ada pun tujuan akomodasi, yaitu :
·         Mengurangi pertentangan antara perorangan atau organisasi akibat salah paham.
·         Melebur kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi diantaranya :

·      Pemaksaan ( coertion )
·      Kompromi ( compromize )
·      Mediasi ( mediation )
·      Arbitrasi
·      Konsiliasi
·      Peradilan ( adjudication )
·      Tolenransi
·      Stalemate


3)   Asimilasi adalah proses kerja sama yang sangat harmonis dengan membentuk kesatuan homogen. Asimilasi juga merupakan usaha untuk megurangi perbedaan terhadap perorangan atau kelompok.
Asimilasi memiliki beberapa faktor, yaitu :

·      Sikap toleransi.
·      Perkawinan campuran.
·      Adanya kesamaan berbagai unsur budaya.
·      Keterbukaan golongan penguasa.


Faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, yaitu :
·      Adanya diskriminasi.
·      Adanya persaingan in-group yang kuat.
·      Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok lain.


Proses Disosiatif
Proses disosiatif disebut sebagai proses oposisi. Secara umum dapat di bedakan menjadi 3, yaitu persaingan kontroversi dan pertentangan.
1)   Persaingan ( Kompetisi ), merupakan proses sosial yang terjadi karena individu atau kelompok yang saling bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan pada suatu pusat perhatian publik dengan cara mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasa.
2)   Kontraversi, merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau perasaan tidak suka yang disembunyikan. Perasaan tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menimbulkan pertikaian.
Proses kontravensi mencangkup 5 proses sebagai berikut :
·      Proses umum, meliputi pertikaian, protes, perlawanan, penolakan dll.
·      Bentuk kontraversi sederhana, meliputi mencaci maki, mencela dll.
·      Bentuk kontraversi intensif, meliputi penghasutan, menyebarkan isu, dan mengecewakan.
·      Kontraversi yang bersifat rahasia.
·      Kontraversi bersifat taktis, meliputi membingungkan pihak lain, provokasi dll.
Ada 3 tipe umum kontarversi dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
·           Kontraversi yang menyangkut generasi dalam masyarakat. Hal ini terjadi dalam masyarakat yang memiliki perubahan cepat, seperti halnya orang tua dan anak. Menigkatnya usia anak mengakibatkan lingkungan pergaulan naskin meluas, membuat orang tua menjadi khawatir akan menyimpang dari tradisi.
·           Kontraversi yang menyangkut bidang seks. Kontraversi itu menyangkut hubungan suami istri dalam keluarda dan peranan masyarakat.
·           Kontraversi parlementer. Kontraversi ini meyangkut hubungan antar golong mayoritas dan minoritas.
3)   Pertentangan, merupakan proses sosial di mana individu  atau kelompok berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman dan kekerasan.
Beberapa faktor yang menimbulkan pertentangan, antara lain :
·      perbedaan antara individu satu dengna yang lain;
·      perbedaan kebudayaan;
·      perbedaan kepentingan; dan
·      perubahan sosial.
Akibat yang ditimbulkan adalah salah satu pihak dapat memperkuat kepribadian dari kelompok yang bertentangna itu sendiri. Di lain pihak, hal tersebut akan menjadikan sebuah perubahan. Dampak dari pertentangan adalah :
·      Tumbuhnya solidaritas di dalam kelompok akibat dari pertentangan entar kelompok.
·      Goyahnya persatuan kelompok di dalam kelompok apabila pertentangan itu terjadi di dalam kelompok.
·      Timbulnya perubahan kepribadian dari orang per orang.
·      Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.
SUMBER : http://agildisini.blogspot.com/2011/01/ips-hubungan-sosial.html

PERUBAHAN SOSIAL


PERUBAHAN SOSIAL
1. Pengertian Perubahan Sosial
Adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
Kingsley Davis : perubahan-perubahan yang tejadi dalam struktu dan fungsi masyarakat.
Max Iver : perubahan2  dalam hubungan sosial atau tehadap keseimbangannya
Gillin dan Gillin : suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima..
Selo Soemardjan : perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya dalam masyarakat
2. Bentuk Perubahan Sosial
A. PERUBAHAN YANG CEPAT DAN PERUBAHAN YANG LAMBAT
a. Perubahan yang cepat (revolusi), syarat :
  1. keinginan untuk mengadakan suatu perubahan,
  2. adanya seseorang pemimpin yang memimpin masyarakat,
  3. pemimpin dapat menampung keinginan masyarakat,
  4. pemimpin menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat,
  5. harus ada momentum untuk memulai suatu gerakan .
b. Perubahan yang lambat (evolusi) merupakan serangkaian perubahan lambat tanpa ada rencana dahulu.
B. Perubahan yang Besar dan Perubahan yang Kecil
  • Perubahan yang Besar : perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Contoh : proses industrialisasi pada masyarakat agraris.
  • Perubahan yang Kecil : perubahan yang terjadi pada unsur struktur sosial yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat.
C. Perubahan yang direncanakan Perubahan yang tidak direncanakan
  • Perubahan yang direncanakan : perubahan yang terjadi di dalam masyarakat karena telah direnanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang menginginkan perubahan (agent of change)  yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin adanya suatu perubahan.
  • Perubahan yang tidak direncanakan : perubahan yang tidak direncanakan atau di kehendaki dan terjadi diluar pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat- akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
3. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
Perubahan dari dalam masyarakat :
  • Bertambah atau berkurangnya penduduk;
  • Adanya penemuan-penemuan baru;
  • Adanya pertentangan (conflict) masyarakat
  • Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Perubahan dari luar masyarakat :
  • Lingkungan alam pisik yang ada disekitar manusia;
  • Terjadinya perang;
  • Adanya pengaruh kebudayaan.
4. Faktor-faktor Pendorong Proses Perubahan
Menurut Soerjono Soekanto, Faktor tersebut meliputi :
  • Adanya kontak dengan kebudayaan lain
  • Adanya sistem  pendidikan formal yang maju
  • Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan –keinginan untuk maju
  • Adanya toleransi terhadap perubahan-perubahan yang menyimpang
  • Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
  • Adanya penduduk yang heterongen
  • Ketidakpuasan masyarakat pada bidang –bidang kehidupan tertentu
  • Adanya orientasi ke masa depan.
5.Faktor Penghalang Proses Pekerjaan
  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
  • Adanya sikap masyarakat yang tradisional,
  • Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuat,
  • Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain,
  • Adanya prasangka terhadap hal-hal yang baru,
  • Adanya hambatan yang bersifat ideologis,
  • Terdapatnya adapt atau kebiasaan.
Faktor penghambat dari proses sosial oleh Margono Slamet
Kekuatan bertahan :
  • Menentang segala bentuk perubahan
  • Menentang tipe perubahan saja
  • Sudah puas dengan keadaan yang ada
  • Ketidaktersediaan sumber daya
Kekuatan pengganggu :